DONESIA.CO, PALEMBANG — Kue Kumbu. Bagi masyarakat Palembang, jika mendengar nama ini langsung tertuju pada sebuah panganan khas yang saat ini kian sulit didapat.
Bertekstur lembut dan bercita rasa manis bercampur gurih. Kue kumbu khas Palembang paling tepat tersaji bersama teh gula hangat. Camilan bingen atau tempo dulu asal Bumi Sriwijaya ini juga cocok disantap jadi menu takjil ketika waktu berbuka puasa.
Terbuat dari kacang merah yang telah direbus terlebih dahulu. Kumbu juga sering jadi isian kue bakpia. Tak jarang, beberapa orang juga menikmati kumbu saat sarapan.
Majidah, seorang pelestari makanan bingen di Kampung Kuliner 13 Ulu Palembang menyampaikan, kue kumbu bisa dibuat dari kacang hijau dan kacang merah.
Akan tetapi, kebanyakan warga kota pempek ini memilih kacang merah sebagai bahan utama. Karena selain rasanya yang khas, adonan kumbu kacang merah lebih halus.
“Sudah 10 tahun jualan (kumbu) resep turun menurun dari orangtua. Seringnya kalau hari biasa seribu potong kumbu habis terjual. Kalau ramadan bisa lebih banyak,” katanya.
Satu porsi kumbu dijual per 10 potong seharga Rp12 ribu. Terlihat mudah, sebenarnya proses masak kumbu membutuhkan waktu cukup lama. Yakni hampir lima jam, mulai dari merebus kacang merah hingga siap disantap. “Kacang merah direbus tiga jam, baru haluskan bahan pakai gilingan kacang, namanya iseran. Kemudian aduk rata ditambahlan gula, parutan kelapa dan sedikit garam. Lalu adonan digongseng, dimasak sampai kering, baru dicetak berbentuk kotak,” jelasnya.
Selain butuh kesabaran, memasak kumbu juga harus penuh kehati-hatian. Karena jika adonan tidak pas, saat pencetakan, kumbu tidak bisa terbentuk padat.
“Kalau mau belajar, hati-hati jangan bahan sampai kelembutan. Kalau tekstur tidak padat atau lunak, adonan jadi bubur. Jangan juga kacangnya kekerasan. Intinya perlahan,” ujar nenek berusia 60 tahun itu.
Majidah mengatakan, dalam sehari bisa menghabiskan 17 kilogram kacang merah untuk tiga kali rebusan adonan. Jika pesanan banyak, ia bahkan mulai memasak dari jam 4 subuh dan sore hari baru selesai.
“Untuk harga kalau kacang merah naik, kita juga jual ikut naik. Yang penting ada untung walaupun sedikit. Karena pencetakannya juga buat sendiri pakai alumunium,” katanya.
Ia mengaku, hambatan menjual kumbu, selain waktu yang lama, kadang kala kelangkaan bahan utama pun jadi masalah. Apalagi jika di pasaran stok kacang merah menipis.
“Pernah gak jualan sama sekali karena di pasar gak ada kacangnya. Kalau lagi krisis, bahan bisa kosong dua bulan. Biasanya satu kilo kacang merah mentah dijual Rp23 ribu,” timpal dia.
Jika ramai pesanan, Majidah sering terima order dari kantoran atau acara hajatan. Biasanya konsumen membayar uang muka terlebih dahulu untuk antisipasi pembatalan atau penipuan.
“Kalau yang langganan, mereka sering langsung ke rumah di Jalan KH Azhari 13 Ulu No 395 Palembang. Atau bisa telfon ke 082374747691,” kata Majidah.
Bila membeli dalam porsi banyak, maksimal pesan kumbu H-1 atau minimal H-5. Karena proses pembuatan yang tidak bisa segera. Terbuat tanpa bahan pengawet, kumbu masakan Majidah tidak bisa terlalu lama di suhu ruangan. “Kalau diletakkan di meja cuma tahan 2 hari. Kalau dikulkas bisa tahan lebih dari seminggu. Biasanya sehari bisa masak dua karung kacang merah untuk lima kali masak,” pungkasnya. (qjm)
Berita Lainnya
Pindang Ikan Salai, Kuliner Khas Sumsel yang Bikin Anda Ketagihan
Kaya Nutrisi, Ini Manfaat Kesehatan yang Anda Rasakan Mengkonsumsi Udang
Anda Penyuka Mie Instans Mentah, Waspada Ini Bahayanya