Berita ::. donesia.co

Informasi Cerdas Indonesia

Peningkatan Kasus COVID-19 di Sumsel Akibatkan BOR RS Meningkat

Seorang petugas menyiapkan tempat tidur untuk pasien COVID-19 di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Riau, di Kota Pekanbaru, Senin (7/9/2020). Satgas Percepatan Penanggulangan COVID-19 menyiapkan ruang isolasi berkapasitas 1.000 pasien dengan menggunakan ruangan gedung di BPSDM, Rusunawa, asrama haji dan Bapelkes sebagai antisipasi lonjakan kasus positif COVID-19 karena ruang isolasi di rumah sakit rujukan nyaris penuh. ANTARA FOTO/FB Anggoro/wsj.

DONESIA.CO, PALEMBANG — Peningkatan Kasus positif COVID-19 di wilayah Sumatra Selatan berdampak pada meningkatnya jumlah keterisian rumah sakit. Dalam dua pekan terakhir, kasus COVID-19 berkisar antara 700-900 kasus perhari, bahkan dalam dua hari terakhir mencapai 2.269 kasus.

“Karena perkembangan kasus ini maka Bed Occupancy Rate (BOR) terus mengalami kenaikan. Sejauh ini memang kasus masih fluktuatif. Karena BOR kita sejauh ini diangka 78 persen,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nurainy, Kamis (29/7/2021).

Jumlah BOR Sumsel sejauh ini di atas standar keterisian organisasi kesehatan dunia (WHO) sebesar 60 persen. Kondisi ini disebabkan masih adanya pasien dengan gejala ringan dan sedang yang memilih masuk ke rumah sakit lantaran banyak yang takut jika tidak mendapat perawatan medis.

“Jadi untuk kabupaten dan kota kita meminta untuk mengecek jumlah keterisian rumah sakit. Udah saatnya kalau RS sudah mencapai 80 persen mereka harus mengkonversikan tempat tidur (pasien umum ke pasien COVID-19) menjadi 40 persen,” jelas dia.

Selain itu, pihaknya meminta rumah sakit juga harus secara aktif melakukan penambahan tempat tidur dengan cara mendirikan tenda ataupun membuat rumah sakit darurat. Hal ini dilakukan sebagai upaya menekan jumlah keterisian rumah sakit.

Pihak pemprov Sumsel bahkan telah melakukan penambahan tempat isolasi terpusat untuk menampung pasien isolasi mandiri.

“Jadi tower wisma atlet Jakabaring Palembang, sudah ada tiga yang dibuka. satu tower ada 300 tempat tidur. Sedangkan untuk Asrama haji ada 500 tempat tidur,” jelas dia.

Tingginya kasus positif COVID-19 di Sumsel, terjadi lantaran meningkatnya mobilitas masyarakat meskipun di tengah situasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kondisi ini terlihat dari tingkat positivity rate Sumsel yang mencapai 28 persen.

“Jumlah peningkatan kasus juga terjadi karena saat ini Rapid Antigen sudah bisa menjadi standar pemeriksaan. Hasilnya juga dilaporkan ke pusat,” pungkasnya. (san)