DONESIA.CO, Palembang — Bandara Sultan Mahmud Baddarudin II Palembang, akan mulai menerapkan uji coba penggunaan alat pendeteksi dini virus COVID-19, GeNose pada 27-30 Maret mendatang. Dalam uji coba tersebut nantinya pihak pengelola SMB II menggratiskan proses tes selama tiga hari.
“Pelaksanaan ujicoba GeNose 27-30 Maret diberikan kepada petugas bandara. ini tidak dikenakan biaya atau gratis dengan Kuota 100 orang per hari,” ungkap Executive General Manager Angkasa Pura II Bandara SMB II Tommy Ariesdianto, Senin (22/3/2021).
Tommy menjelaskan, penerapan GeNose diharapkan dapat mempermudah proses tracing dan pencegahan penyebaran virus di bandara. Sedikitnya SMB II Palembang telah menyiapkan enam alat GeNose yang nantinya dapat digunakan untuk pengecekan setiap penumpang.
“Semoga GeNose menjadi salah satu alternatif dalam pemeriksaan COVID-19 untuk rekomendasi penumpang untuk terbang dan pandemik COVID-19 segera Berakhir, sehingga industri Aviasi dapat berkembang,” jelas dia.
Untuk permasalahan tarif penggunaan alat GeNose di Bandara SMB II, sejauh ini masih didiskusikan. Menurutnya pihaknya baru akan merapatkan penggunaan GeNose bersama pengelola, dan dinas Kesehatan Kota Palembang.
“Informasi yang kita dapat untuk satu kali tes GeNose Rp40.000. Harganya sama dengan Angkasa Pura (AP) I. Namun, kami menunggu informasi selanjutnya,” jelas dia.
Sementara itu, President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin menjelaskan uji coba GeNose dilakukan untuk memastikan kesiapan tiga aspek keselamatan dan pencegahan penyebaran virus.
“Aspek yang harus dipastikan siap adalah pertama terkait manusianya, berapa jumlah personel yang dibutuhkan dan keahlian apa yang harus dimiliki. Lalu kedua, terkait proses sesuai SOP dan peta peran dari setiap stakeholder. Kemudian aspek ketiga terkait dengan Fasilitas di mana harus ada sarana, prasarana, yang mendukung keamanan,” jelas dia.
Awaluddin menambahkan, AP II bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan (KKP Kemenkes) akan memastikan hasil tes dari GeNose dapat terintegrasi dengan aplikasi eHAC.
“eHAC yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan saat ini digunakan sebagai pengawasan pelaku perjalanan baik di rute domestik dan internasional, sehingga AP II dan KKP Kemenkes akan memastikan hasil dari GeNose ini juga bisa diinput secara digital ke aplikasi eHAC, sebagaimana juga hasil rapid test dan PCR test yang bisa diinput di aplikasi eHAC,” tutup dia.(sid)
Berita Lainnya
Universitas Indo Global Mandiri Sabet PTS Peringkat Pertama di Sumatera dan Peringkat 7 PTS se-Indonesia versi THE Impact Rankings 2023
Capres Ganjar Pranowo Yakin Suara Sumsel Bulat Berikan Dukungan di Pilpres 2024
Misterius, Puluhan Kerbau di Muratara Tiba Tiba Mati Mendadak